-->


Augustinus, Aurelius - Tokoh Sejarah Gereja
Riwayat Hidup

Ia merupakan seorang bapa gereja yang pandangan-pandangan teologinya sangat berpengaruh dalam Gereja Barat. Dilahirkan di Tagaste, Afrika Utara, tidak jauh dari Hippo Regius pada tanggal 13 November 354. Ayahnya bernama Patricius (Patelisius), seorang yang berkdudukan dan beragama kafir, tidak terlalu kaya, malas dan mecintai dunia, percaya Yesus menjelang kematiannya dan ibunya bernama Monica, seorang ibu yang saleh, penuh beribadat dan  yang penuh kasih serta sangat memerdulikan masa depan anaknya. Agustinus lama menjadi anggota katekumen namun tidak bersedia untuk segera menerima sakramen baptisan. Ia memulai pendidikannya di kota kelahirannya, Tagaste dan kemudian belajar terika dan filsafat di Kartago, ibukota propinsi Afrika Utara. Setelah belajar di Kartago, Agustinus kembali ke kota kelahirannya dan di sana ia menjadi guru retorika. Pada tahun 373 ia pindah ke Kartago dan menjadi guru retorika di sana.
Agustinus mengalami pergumulan yang hebat, yaitu keinginanya untuk mencari kebenaran yang sejati yang memberikan kepadanya suatu kedamaian hidup. Seluruh perjuangannya dalam mencari kebenaran tersebut di uraikannya dalam bukunya yang berjudul: Confensionses (pengakuan-pengakuan). Kira-kira tahun 373 ia membaca buku: hortenisius, karangan Cicero yang membawa menjadi seorang pengikut Platonisme. Namun Platonisme tidak memberikan kepadanya kedamaian, sehingga ia berpindah lagi menjadi pengikut Manikheisme. Sementara itu Agustinus memelihara seorang wanita dan dari wanita ini lahir seorang anak laki-laki yag diberinya nama, Adeodatus. Hubunganya dengan wanita ini berlangsung selama 15 tahun lamanya. Ibunya monica, sangat sedih karena kelakuan anaknya itul. Ia senantiasa berdoa dengan bercucuran air mata agar anaknya ini bertobat dari jalan yang sesat itu. monika berkali-kali mengunjungi uskupnya untuk meminta nasihatnya. Sang uskup menghibur Monnica dengan kata-kata: “Anak yang didoakan dengan banyak air mata mustahil binasa”.
Tahun 382 Augustinus berangkat ke Roma. Disini ia membuka teorika, namun sekolahnya itu dipindahkan ke Milano. Di Milano ia meninggalkan Manikheisme dan berpindah sebagai seorang pengikut Neo Platoisme. Kemudian ibunya datang juga ke Milano.
Agustinus sama sekali tidka tertarik kepada Alkitab. ia mengangaap bahasa yang dipergunakan oleh Alkitab sangat kasar dan rendah mulutnya. Banyaknya hal-hal yang yang tidak masuk akal dan aneh.
Di Milano terdapat seorang uskup yang snagat cakap dalam berkhotbah dengan mempergunakan bahasa yang menarik hati. Uskup-itu adalah Ambrosius. Augustinus ingin berkalan dengan sang uskup dan sering masuk gereja untuk mendengarkan khotbah-khotbahnya. Dari khotbah-khotbah Ambrosius Augustinus kini melihat keindahan dalam Kitab Suci. Ia kini menemukan jawaban-jawaban yang memuaskan hatinya.
Agustinus mempunyai dua sifat, yang pertama,melampiaskan hawa nafsum sedang yang lain sangat menuntut di dalam kebenaran, mungkin ini merupakan keturunan dari ayah dan ibunya, pada mulanya Augutinus belajar di Medora, kemudian ke Cartage mempelajari ilmu gaya bahasa/keindahan bahasa, sejak berumur 17 tahun ia hidup bersama dengan seorang perempuan (tanpa nikah), pada waktu berumur 20 tahun melahirkan seorang anak.

Perubahan Pikiran
Ia hidup dengan wanita lain, kehidupannya makin merosot, ia berbunguan dengan Neo-Platonisme, ia menganggap ini adalah wahyu, dahulu ia percaya materialisme dan dualisme, saat ini ia beru tahu bahwa dunia rohani barulah dunia yang sesungguhnya, Allah bukan saja sebagai sumber kebajikan, juga ia adalah sumber segala kebenaran, inilah kebahagiaan manusia yang tertinggi. Konsep ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap dirinya sehingga ia kemudian hari menerima Kristus sebagai Juru Selamat. Ia mempunyai kesan yang dalma terhadap otoritas gereja. Pada saat ini ia membaca Biografi dari Vintorinus, yang hidup sebagai biarawan pada masa tuanya, ia mewasa malu sekali, karena para biarawan yang tidak berpengaruh dapat menguasai dirinya, sedangkan ia yang berpengetahuan tinggi sebaliknya menjadi hamwa hawa nafsu. Dalam keadaan yang menegur dirinya ia lari ke dalam taman bunga dan berdoa. Tiba-tiba ia mendengar suara yang mengatakan: “Ambillah dan bacalah”, maka ia masuk kerumah dan mengambil PB dan membacanya, pandangannya jatuh pada Roma 13:13-14a: “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta posa dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang.” Maka ia mulai berdoa, ‘kami rela menanggung kuk, karena kukMu mudah adanya dan kami rela menanggung bebanMu ringan adanya, ya Tuhan Yesus kuatku dan Juru Selamatku.’ Maka ia merasa damai, seolah-olah memperoleh kuasa dari Tuhan yang belum pernah ia rasakan sehingga ia dapat memenangkan dosa. Hal ini terjadi pada tahun 368 musim panas, sewaktu ia berumur 32 tahun. Setelah ia bertobat ia mengundurkan diri di dalam jabatan sebagai guru gaya bahasa, ia pergi ke desa untuk retreat, ia merasakan keharmonisan hikmat dengan iman kepercayaan, ia harus menggunakan hikmatnya untuk memberikan fondasi susunan pikiran teologi agama Kristen, ia dibaptis menjelang hari paskah pada tahun 387 A.D. ketika berumur 33 tahun.
Karangan Augustinus
Augustinus bertobat adalah hasil doa iunya, maka setelah ia bertobat ia bersama ibunya kembali ke Afrika Utara, tidak lama kemudian ibunya meninggal setelah menderita sakit panas; ia menjual segala harta miliknya dan di sedekahkan pada orang-orang miskin dan ia sendiri bersama dnegan beberapa teman-teman mandirikan sebuah rumah bira, hidup bertapa/askese. Tiga tahun kemudian (391 AD) ia pergi ke Hippo, ia diangkat sebagai pendeta, pada tahun 396 AD karena uskupnya sangat tua  maka ia diangkat sebagai uskup, dan ia menjadi uskup setelah uskup itu meninggal. Selama 35 tahun yaitu hingga tahun 430 A.D ia telah mengarang buku-buku dan masa itu merupakan masa kematangan karangannya.
Karangan yang masih tertinggal hingga hari ini sebanyak 113 jilid, surat sebanyak 218 pucuk, naskah khotbah sebanyak 500 lebih, diantara karangannya yang terkenal ialah Confenssions dan City of God.

Confenssions/Confenssiones
Karangan ini ditulis sekitar 398-400 A.D, merupakan sebuah doa perngakuan dosa disatu pihak, mengakui dosa-dosa yang ia lakukan sebelum ia bertobat, dilain pihak menyatakan cinta kasihnya terhadap Allah. Karangan ini merupakan hasil dari pengalaman iman yang ia miliki atau merupakan sebuah otobiografi. Ia telah memadukan iman, emosi dan sastra yang indah sehingga merupakan sbuah kitab yang sangat baik untu meditasi.
Beberapa kutipan kitab tersebut: “dikau menciptakan kami agar kami dapat bersekutu dengan Dikau, hati kami hanya akan memperolah peristirahatan di dalam Dikau (1:1)
“bersandar pada Allah adalah menjadi untung bagikut, jikalau aku tidak berada alam Allah maka akupun tidak berada dalam diriku. Dia yang ada dalam diriku akan memperbaharui segala sesuatu.” (7:11)
“hendaklah aku menuntut memperoleh kekuatasan dari Dikau, mempunyai hubungan yang erat dengan Allah yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Ia yang Maha Tinggi dan patutu dipuji selama-lamanya, ia akan menaggil aku dan aku pun memperolehNua (17:8)
“pengharapan hanya ada padaMu, berilah perintahMu padaku berdasar pengasihan Dikau

Pikiran Teologi Augustinus
a. Teologi
Allah dapat bersekutu dengan manusia. Di dalamNya manusia memperoleh sukacita dan mendapat kepuasan. Allah adalah Roh uang mutlak dan Maha Esa, yang barlainan dengan segala ciptaan. Ia sebagai sumber dari segala sesuatu.

b. Tritunggal
Di dalam karangannya “On The Trinity” ia mengatakan Bapak, Putra, dan Roh adalah Allah yang tidak ada bandingannya, maka dpaat/kuasa, Maha baik, adil, dan pengasih, sebagai pencipta dari segala benda yang berbentuk dan yang tiak berbentuk (17:16) ia juga mengatakan: Bapa, Putra dan Roh mempunyai zat yang sama (homousius), pencipta segala sesuatu, Allah tritunggal yang Maha Kuasa, bekerja tanpa kelihatan; bukan tiga Allah, bukan tiga kebajikan melainkan satu Allah yang Maha Baik dan Maha Kuasa yaitu Allah tritunggal. Allah tritunggal mutlak, sederajatm tidak dapat kita mengatakan Bapa lebih besar dari Putra, juga tidak dapat mengatakan Bapa ditambah Putra lebih besar dari Roh.
Bila ada yang bertanya apakah ketiganya ini? Kita menjawab bahasa manusia tidak dapat dijelaskan, kita menyebut 3 oknum, bukan untuk menyatakan suatu mistik, tetapi sebenarnya tidak ada sebutan yang lebih baik dai ini. Ia mengumpamaan tritunggal sebagai: daya mengerti, daya atau sebagai pemberi kasih, penerima kasih, dan kasi (9:2) ia mengatakan, kalam hanya keluar dari Allah, Roh yan gterutama juga keluar dari Allah, memakai kata terutama karena Roh juga dari Anak (15:17)
Ia menganggap tritunggal adalah satu derajat, tetapi ada yang menganggap ia berpengaruh oleh Neo-Platonisme, ia dianggap memakai beberapa istilah dari Neo-Platonismel tetapi pandangan ini tidak tepat, karena demikianlah ajaran dari Alkitab. ia menganggap Roh Keluar dari Bapa dan anak. Perkataan “dan Akan” dimasukkan dalam Credo Nicea 589 A.D ia memakai istilah memakai itilah “Filioquote” inilah merupakan unsur perpecahan gereja Yunani dan Gereja Latin.

c. Tentang Ke-Illahian dan Kemanusiaan Yesus
Ia sama-sama mementingkan kedua Yesus, ia mengatajan Kristus Yesus aalah anak Allahm dan juga Allah, ia pun manusia, Tuhan telah ada sebelum segala sesuatu ada, lahir dalam dunia menjadi manusia; sebagai Allah, ia satu dengan Bapa, sebabagai manusia Bapa lebih besar daripadaNya. Ia mengatakan dosa Adam tidak dapat diampuni, dan tidak dapat dihilangkan, hanya melalui Juru Selamat antara manusia dengan Allah, yaitu Kristus Yesus yang menjelma menjadi manusia baru dapat memperoleh pengampuann. Hal ini menyatakan ia mempunyai penejelasan yang baik mengenai kedua sifat Yesus.

d. Penebusan (Atonement)
Kematian Kristus adalah dasar penebusan dosa, tetapi ada tida pendapat mengenai arti kematian Kristus:
1. Memebriakn korban kepada Allah
2. Menerima hukuman bagi manusia
3. Membayar tebusan pada setan, menebus manusia dari kuasanya

e. Doktrin Manusia
Tatkala manusia diciptakan, baik dan benar adanya, memiliki kehendak bebas dan memiliki kemungkinan untuk tidak berbuat dosa dan tidak akan mati selama-lamanya (rebuke and Grace p.33) di dalam sifat manusia yang sebenarnya ada keharmonisan dan sukacita, hubungan dengan Allah tidak mempunyai penyekat (the city of God) Adam karena dosa telah jatuh dari kedudukan in, unsur dosa ialah congkak (nature and grace).
f. Keselamatan
Manusia diselamatkan berdsarkan anugerah Allah, bukan yang patut diterima oleh manusia, melainkan diterima secara Cuma-Cuma. Ia berkata, upah adalah yang patutu bagi seorang serdadu, upah bukanlah anugerah. Alkibat mengatakan upah dosa adalah maut, anugerah sama sekali tidak berdasarkan 

Judul Riwayat Hidup Aurelius Augustinus Tokoh Bapak Gereja
Author
Author Rating
4/ 5 Suara Dari 1201 Ulasan

0 Tanggapan:

Post a Comment

Warning!
1. Dilarang komentar diluar topik (OOT) Out Of Topik
2. Dilarang menyisipkan link mati atau link hidup
3. Komentar yang tidak disukai admin akan di hapus

 
Top